Senin, 03 Desember 2012

Soal Bupati Garut,Priyo :Standar Moral Orang Berbeda

Jakarta - Pernikahan empat hari Bupati Garut Aceng HM Fikri (40) dengan Fany Octora (18) menuai banyak kecaman lantaran jadi contoh buruk bagi kepala daerah.

Bagi Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santosa, setiap orang memiliki standar moral berbeda. "Kalau itu standar moral orang beda-beda, menurut saya kalau sudah istri akui saja. Tapi dia punya standar soal virginitas dan lain-lain," kata wakil ketua DPR, Priyo Budi Santosa di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (3/12/2012).

Tetapi menurutnya menjadi tidak etis bagi seorang kepala daerah menikah hanya 4 hari dengan perempuan dengan alasan yang tidak umum, seperti soal keperawanan.

"Wacana publik menjadi tidak elok, kita hormati juga dan dari segi perempuan. Tapi itu pilihan beliau," ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, pernikahan Aceng dan Fany digelar pada malam 14 Juli 2012 lalu. Pernikahan digelar tepat pukul 19.30 WIB di rumah pribadi Aceng di wilayah Copong, Garut.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Limbangan, K.H. Abdurrozaq, S.Ag menikahkan kedua mempelai secara siri atau secara agama tanpa catatan resmi negara.

Namun 4 hari setelah pernikahan, melalui SMS Aceng mengirimkan talak perceraian. Aceng mengaku sudah tidak ada rasa pada Fany, dengan menyertakan sejumlah alasan.

detiknews.com

 OPINI SAYA :

Keterluan sekali Bupati Garut itu yaa..seenaknya saja Ia melontarkan talak perceraian saat pernikahannya baru mencapai 4 hari, yang lebih keterlaluannya lagi Bupati ( Aceng HM Fikri) tersebut menalak istrinya ( Fany Octora) hanya lewat sms. Alasan yang di lontarkanya juga sangat tidak logis . Tindakan tersebut sangat tercela sekali, dan sangat tidak pantas di lakukan oleh seorang pemimpin. Hal itu sangat merendahkan harga diri seorang perempuan, memangnya Ia anggap perempuan itu apa? sepertinya kata-kata pepatah " habis manis sepah dibuang" itu sangat pantas untuk seorang Bupati Garut
(Aceng HM Fikri) . Jangan karena Ia merasa punya kekuasaan dan harta jadi Ia bisa seenaknya saja terhadap perempuan.Seorang pemimpin seharusnya memberikan contoh yang baik kepada bawahannya. Kalo seperti itu, lebih baik Aceng HM Fikri itu mundur saja dari jabatannya sebagai Bupati Kota Garaut. Lihat dan contohlah negara lain, mereka punya jabatan,kekuasaan dan harta,tetapi di saat mereka merasa telah melakukan suatu kesalahan,mereka akan mengundurkan diri dengan sendirinya.Coba aja Indonesia seperti itu ^_^.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar